Saturday, 28 March 2020

Modul singkat tanpa harus pergi ke sekolah




MATERI KRIYA LOGAM

Kompetensi Dasar
            3.8 Menganalisis desain produk logam.
            4.8 Merancang desain produk logam.
           
Tujuan Pembelajaran
1.      Menyebutkan dan merinci pengertian, ruang lingkup, jenis-jenis produk kreatif kriya logam
2.      Menyebutkan berbagai tema produk kreatif kriya logam


I.                   Pengertian Kriya Logam
Kriya logam merupakan sebuah seni kerajinan atau juga keterampilan untuk dapat membuat sesuatu menjadi barang- barang yang mempunyai nilai guna dengan menggunakan logam sebagai medianya. Adapun karya yang dihasilkan itu bisa berupa karya 2 dimensi (lukisan logam) dan 3 dimensi (patung logam).
1.      Media Logam, media logam yang biasa ialah digunakan didalam sebuah pembuatan karya-karya kriya logam dengan menggunakan media almunium, kuningan, serta juga tembaga.
2.      Teknik-teknik, adapun teknik-teknik yang paling sering dipakai atau digunakan pada kriya logam adalah dengan teknik : Ketok, las, cor, serta patri.

Sejarah Kriya Logam

Sejarah kriya logam itu dimulai pada saat manusia belum mengenal tulisan, tepatnya di zaman logam yang memunculkan Budaya perundagian atau juga budaya logam ( logam disini bisa diartikan dengan perunggu, emas serta besi. Budaya ini merupakan suatu jenis kebudayaan dari masyarakat pra-sejarah yang menggunakan logam didalam pembuatan benda-benda serta juga seni kriya logam untuk dapat melengkapi kebutuhan hidupnya. Walupun benda kriya logam yang dibuat itu tidak terlalu banyak sebab pada masa itu belum terdapat alat serta juga bahan yang banyak, namun hasil karya yang dibuat pada zaman logam itu tidak kalah bagusnya dengan seni kriya pada masa modern sekarang ini karena seni kriya pada waktu itu memiliki/mempunyai nilai artistik (seni) serta jgua nilai sejarah yang sangat indah.
Kebudayaan tersebut diperkirakan mulai berkembang pada sekitar 500 SM. Contohnya seperti peninggalan seni kriya logam pada zaman logam yang bisa anda temui antara lain:
  1. Kapak Corong
         Gambar 1.a

Kapak corong adalah suatu peralatan yang terbuat dari perunggu yang memiliki bagian tengah yang berongga dan fungsinya untuk menempatkan gagang. Sehingga disebut kapak corong.
Secara tipologis kapak ini memiliki tiga sebutan. Diantaranya yaitu kapak sepatu karena bentuknya seperti sepatu. Mendapat sebutan kapak corong karena memiliki corong dan kapak upacara karena digunakan untuk upacara ritual dan budaya.



  1. Candrasa
                          Gambar 1.b

Candrasa adalah benda prasejarah yang ditemukan di jaman logam, terbuat dari perunggu, yang secara tipologis masuk pada golongan kapak upacara. Hal ini karena bentuknya yang indah, unik, berpola hias geometris pada tangkainya, juga berbentuk lebih pendek dan melebar ke bagian pangkalnya.
Jika lebih seksama diperhatikan ditandai pula dengan mata kapaknya yang tipis berujung melebar dan melengkung ke dalam, sehingga bila dilihat secara keseluruhan desainnya cenderung berbentuk tidak simetris dan pipih.
Candrasa ada juga  yang sangat khas bentuk guratannya, berbentuk  detil, dengan ornamen burung yang kakinya sedang mencengkeram.
  1. Nekara
                           Gambar 1.c

Nekara adalah gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Gendang besar terbuat dari perunggu dengan bidang pukul yang lebar dan berpinggang mengecil (a). Nekara umumnya dibuat pada masa prasejarah, khususnya kebudayaan Dong Son yang berkembang di Cina Selatan dan Asia Tenggara 1000 s.d. 500 tahun SM. Pada nekara sering ditemukan hiasan-hiasan berupa geometris, zoomorfik, manusia, perahu, topeng, hewan motologis, dan sebagainya. Sebagai alat tabuh, nekara digunakan pada upacara-upacara keagamaan yang dihubungkan dengan bunyi-bunyian. Nekara berukuran kecil dan bertubuh ramping yang banyak ditemukan pada wilayah Indonesia Bagian Timur disebut moko.
Nekara dikategorikan dalam hasil budaya dari periode Prasejarah masa perundagian. Pada masa ini terjadi berbagai kemajuan teknologi, misalnya dalam teknik peleburan, percampuran dan penuangan logam. Di Asia Tenggara terdapat empat tipe nekara yaitu tipe Heger I, II, III, IV (F. Heger), sedangkan di Indonesia terdapat tiga tipe yaitu Heger I, II, dan Pejeng. Fungsi nekara secara umum adalah sebagai alat musik, sarana untuk memanggil hujan, keagamaan, dan sosial.
Motif hias yang dominan dan menjadi ciri nekara adalah motif bintang bersudut 8, 10, 12, 14 dan 16 ditengah tympanum (bidang pukul). Nekara yang ditemukan di Desa Ngabenrejo, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan tepatnya di kelokan Kali Alang memiliki hiasan bintang bersudut sepuluh, geometris (meander, lingkaran, garis-garis berjajar), burung berparuh panjang dalam posisi terbang berlawanan dengan arah jarum jam.
Berdasarkan dimensi dan motif hias nekara tersebut termasuk di dalam tipe Heger I yang masih langka populasi temuannya. Spesifikasi lain yang menunjukkan kelangkaan adalah temuan tulang dan gigi dari manusia berjenis kelamin perempuan berusia 20-25 tahun dan berasal dari masa prasejarah dengan ras mongoloid di dalam nekara tersebut terdapat. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa fungsi nekara tersebut adalah sebagai wadah mayat.
  1. Moko
                   Gambar 1.d

Moko adalah benda berbentuk tambur yang ditutupi bagian atas dan bawah yang sejak ratusan tahun silam dipakai sebagai alat musik dan mas kawin di kalangan masyarakat Alor, Nusa Tenggara Timur. Memiliki moko meningkatkan status sosial dan dianggap menghargai tradisi warisan leluhur meski moko bukan buatan masyarakat Alor.
Moko adalah drum dengan bagian atas dan bawah yang tertutup, dibuat dengan variasi ukuran yang berbeda-beda dan dapat terbuat dari logam perunggutembaga atau kuningan. Moko telah dipakai sejak ratusan tahun silam sebagai alat tukar (barter) dalam perdagangan dan dibuat dalam beberapa jenis ukuran. Dari penelusuran yang telah dilakukan, pembuatan drum telah berlangsung sejak peradaban awal kuno dan dapat ditemukan tersebar di Cina Selatan dan Asia Tenggara. Di daerah Nusa Tenggara Timur secara khusus, Moko telah dipakai sebagai alat musik di abad ke-17 karena bentuknya yang mirip kendhang. Namun sejak abad ke-19 lebih sering dipakai sebagai mas kawin oleh kalangan masyarakat Alor.
Bentuk fisik moko yang seperti drum memiliki tinggi 80-120 centimeter dengan bagian tengah agak mengecil dengan diameter lubang sisi atas dan bawah sekitar 40-70 centimeter. Selain jenis ini, terdapat moko yang berdiameter 50-100 centimeter dan tinggi 50-250 centimeter. Masyarakat Alor menyebutnya sebagai nekara dimana objek ini jarang dibawa-bawa dan jarang dipakai sebagai mas kawin.[1] Secara umum, kepemilikan Moko akan meningkatkan status sosial yang dianggap menghargai warisan leluhur meskipun tidak pernah dibuat langsung oleh masyarakat Alor. Oleh karena itu, penggunaan moko telah lama menjadi lambang status sebagai otoritas elit setempat serta simbol kesuburan sehingga lumrah dipakai sebagai alat mas kawin.
  1. Topeng Emas
                   Gambar 1.e

Sebuah artefak yang ditemukan pada 2 April 1960 tiga warga asal dusun Nayan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, yakni Madiyono, Karsoutomo dan Amatrejo. Topeng tersebut ditemukan bersama dengan cincin, lembaran kertas emas, mata rantai, kalung emas, dan semacam patrem (keris kecil). Topeng tersebut berbentuk cembung dan bagian belakang melengkung ke dalam dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 10 cm, dan berat 73 gram. Bentuk wajah gemuk, kedua mata pada topeng agak sipit, hidung agak besar, mulut tipis dengan ujung bibir sedikit lengkung ke atas, berkumis, leher berlipat, dan rambut mengombak. Sebagai mahakarya topeng emas utuh satu-satunya yang dimiliki museum di Indonesia pada masanya, benda tersebut adalah salah satu barang yang dicuri dalam Pencurian koleksi Museum Sonobudoyo pada tahun 2010.
  1. Bejana
                            Gambar 1.f

Bejana adalah sebuah peninggalan kebudayaan masyarakat perundagian, dimana dalam masa perundagian orang-orang mahir dalam pembuatan alat-alat yang terbuat dari perunggu yang semula masih menggunakan peralatan dari batu.



II. Bahan Dan Alat Pembuatan Kriya Logam

Didalam pembuatan karya seni kriya logam tersebut diperlukan alat dan juga bahan yang sesuai dengan hasil karya yang diinginkan yaitu karya kriya logam dua dimensi (2D) atau karya kriya logam tiga dimensi (3D). Berikut ini merupakan alat dan bahan sesuai dengan karya yang dihasilkan :

Dua dimensi

  1. Lembaran bahan logam misalnya seperti alumunium, kuningan, tembaga, perak, dsb.
  2. Ballpoint yang sudah tidak terpakai (habis tintanya).
  3. Kertas untuk dapat menggambar sketsa kriya logam yang akan dibuat.

Tiga Dimensi

Teknik Pencetakan/Pengecoran
  1. Bahan logam misalnya seperti alumunium, kuningan, tembaga, perak, dsb.
  2. Catakan lelehan logam untuk dapat membuat pola/bentuk dasar (dari bahan lilin serta tanah liat).
  3. Tungku pembakaran.
  4. Alat untuk ukir logam.
  5. Alat untuk dapat menghaluskan logam.
Teknik Penempaan 
  1. Alat tempa logam misalnya seperti palu
  2. tungku pembakaran.
  3. Sarung tangan
  4. Alat untuk dapat menghaluskan logam.










III.             Prosedur Pembuatan Kriya Logam

Prosedur didalam pembuatan kriya logam ini diperlukan prosedur yang berbeda antara kriya logam (2D) dua dimensi dan (3D) tiga dimensi, hal tersebut tergantung dari hasil seni kriya logam yang diminati atau diinginkan. Dibawah ini merupakan  cara/prosedur pembuatan kriya logam :

Dua dimensi

  1. Membuat gambar desain pada kertas HVS A4
  2. Gambarlah desain yang sudah jadi ditempelkan pada permukaan bahan logam yang dipakai ialah seperti almunium.
  3. Proses pada pembuatan sketsa pada media kriya logam ialah seperti almunium dengan menggunakan ballpoint bekas, dengan cara menekan serta mengikuti garis kontur pada desain gambar yang sudah dibuat.
  4. Setelah gambar itu sudah terbentuk pada permukaan almunium, kemudian kertas dicabut,
  5. setelah itu pada permukaan almunium pada bagian bawah itu dialasi dengan anduk kecil / busa , bag. atas ditekan-tekan sehingga objek gambar itu terbentuk menonjol keluar kayak relief.

Tiga dimensi

Teknik Pencetakan/Pengecoran :
  1. Siapkan semua alat serta bahan yang akan di butuhkan untuk dapat melakukan teknik pencetakan/pengecoran.
  2. Kemudian membuat cetakan dasar dari bahan yang tidak mengikat logam misalnya lilin yang sudah di bentuk dengan sesuai dengan bentuk yang akan di buat
  3. Setelah itu cetakan lilin dibungkus/dilumuri tanah liat supaya cairan logam tersebut tidak keluar dari cetakan lilin.
  4. Membakar bahan logam (almunium,kuningan, serta tembaga) di dalam tungku pembakaran sampai bahan logam itu meleleh.
  5. Kemudian bahan logam sudah menjadi cair, Kemudian cairan logam itu di tuangkan didalam sebuah cetakan dasar yang sudah di buat sebelumnya.
  6. Pada saat cairan dalam cetakan sudah mengeras/padat maka bahan logam itu dapat dikeluarkan dari cetakan untuk dilakukan pengeringan.
  7. Setelah bahan logam itu sudah berbentuk ialah seperti bentuk yang diinginkan makabahan logam itu setelah dihaluskan supaya bentuk dan juga permukaanya tampak halus.
Teknik Penempaan :
  1. Siapkan semua alat serta bahan yang akan dibutuhkan untuk dilakukannya teknik penempaan.
  2. Setelah itu  tentukan bentuk karya yang akan di buat.
  3. Setelah itu gunakan bahan logam yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
  4. Setelah itu masukan bahan logam kedalam tungku pembakaran setelah itu lakukan teknik penempaan yaitu dengan memukul bahan logam yang panas dikarenakan di bakar dalam tungku pembakaran dengan palu yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
  5. Tahap akhir, Apabila sudah selesai ialah lakukan penghalusan pada suatu permukaan hasil kriya logam itu.


IV.             Jenis- Jenis Karya Pembuatan Kriya Logam

a.       Seni Kerajinan Uang Kepeng

Seni merangkai uang logam dari Bali adalah salah satu kekayaan pada seni budaya Nusantara yang sangat khas serta juga unik. Seni kerajinan uang logam tersebut mulai dari pembuatan uang kepeng sampai pada seni merangkai uang kepeng menjadi berbagai macam bentuk kerajinan sudah berlangsung berabad-abad lamanya pada daerah Bali.
                                     Gambar 4.a
                                   Gambar 4.b
Gambar 4.c

b.      Seni Kerajinan Patung Buddha

Patung Buddha merupakan sebuah seni kriya dari logam dengan bentuk serta motif yang menyerupai karya seni peninggalan jaman kerajaan Budha, msalnya seperti patung Ganesha, patung Budha serta juga ialah berbagai bentuk patung lainnya. Berbagai barang kerajinan serta dari logam itu dipasarkan ke berbagai kota di tanah air dan juga sebagian lagi diekspor keluar Negeri.
          Gambar 4.d                                          Gambar 4.e

       Gambar 4.f










c.       Seni Kerajinan Pisau

Seni kerajinan pisau ialah salah satu kerajinan yang paling banyak  digeluti oleh masyarakat di wilayah-wilayah di Indonesia, dan tiap-tiap daerah mempunyai ciri kerajinan pisau yang berbeda-beda dari bentuk, relief, ukiran bahan, serta juga cara pembuatannya.
Gambar 4.g

Gambar 4.h

d.      Seni Kerajinan Vase Bunga

Seni kerajinan vase bunga adalah salah satu kerajinan yang biasanya di buat dari kuningan atau juga tembaga dengan bentuk serta juga motif yang beragam dengan tingkat-tingkatan kesulitan yang bermacam-macam.
Gambar 4.i                                              Gambar 4.j

Gambar 4.k

Kesimpulan

Dengan berdasarkan penjelasan diatas bisa kita simpulkan ialah sebagai berikut :
  1. Kriya logam merupakan seni kerajinan atau juga keterampilan untuk dapat membuat sesuatu menjadi barang- barang yang mempunyai nilai guna dengan menggunakan logam ialah sebagai medianya.
  2. Karya kriya logam yang dihasilkan bisa berupa karya 2 dimensi (lukisan logam), maupun 3 dimensi (patung logam).
  3. Teknik-teknik yang biasa dipakai pada pembuatan kriya logam yakni dengan teknik seperti : Ketok, las, cor, dan patri.
  4. Dari kriya logam tersebut dapat menghasilkan benda ialah sebagai hiasan serta sebagai benda pakai yang mempunyai nilai artistik ialah seperti pisau yang mempunyai ukiran relief.




Latihan Soal 1
 
 Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1.      Apakah yang dimaksud dengan kriya logam?
2.      Bagaimana sejarah kriya logam?
3.      Apakah yang dimaksud dengan
a.       Kapak corong
b.      Candrasa
c.       Nekara
d.      Moko
e.       Topeng emas
f.       Bejana
4.      Apa saja bahan dan alat Pembuatan Kriya Logam dua dimensi?
5.      Apa saja bahan dan alat pembuatan kriya logam tiga dimensi dengan teknik penempaan?
6.      Sebutkan jenis-jenis karya pembuatan kriya logam!

Untuk menjawab soal diatas dikerjakan di laptop / buku tulis
Waktu pengerjaan :
Hari Jumat tanggal 20 Maret 2020 dikumpulkan hari Minggu 22 Maret
Dikumpulkan ke Bu Zada melalui whatsapp berupa file, bisa file word atau file foto


Selamat Mengerjakan!

Monday, 23 March 2020

Pembelajaran Kelas Langit


Jadwal Pembelajaran Daring Online Kelas X KKKR A & X KKKR B

Mulai belajar             : 20 Maret 2020 – 5 April 2020
Waktu belajar            : 19:00-20:00 WIB
Hari belajar               : Senin, Rabu, Jum’at
Jadwal Belajar           : Senin - Mapel Gambar
                                     Rabu - Mapel Desain Produk
                                     Jum’at - Mapel Dasar-dasar Kriya Kayu

Selasa, Kamis, Sabtu, Minggu : Liiiibuuuuuurrrr tidak ada kelas


Tahapan pembelajaran
1. Membahas materi yang sudah diberikan guru.
2. Menjawab latihan soal
3. Menggambar sesuai perintah
4. Tanya Jawab

Terima Kasih
TTD
Guru Mapel GBR, DDK, DP
Zada Wildaningrum Mustika Ratri, S.Pd


Wednesday, 18 March 2020

Belajar dari rumah / Sesi 1


TUGAS MAPEL GAMBAR
TP. 2019 / 2020
X KKKR A / Jum'at, 20 Maret 2020

Mata Pelajaran
:
Gambar
Nama Guru
:
Zada Wildaningrum Mustika Ratri, S.Pd
Kelas
:
X KKKR A
Tahun Pelajaran / smst
:
2019-2020 / Semester Genap
Pertemuan ke
:
4
Tangal /jam
:
20 Maret 2020 / 07.00 – 11.15 WIB
Teknik Penilaian
:
Penilaian portofolio

Kompetensi Dasar
3.8 Menerapkan prosedur gambar flora.
4.8 Menggambar flora
           
Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa mengikuti proses menggambar flora sesuai prosedur berdasarkan contoh
2.      Siswa menggunakan alat dan bahan menggambar flora sesuai dengan fungsinya berdasarkan tugas

Tugas
1.      Membuat 1 lukis bunga di kertas gambar A3
2.      Mewarna lukisan bunga tersebut menggunakan cat air / cat minyak / crayon (full colour)

Sumber belajar
1.      Modul Sketsa & Gambar

who am I ƪ(˘⌣˘)ʃ