Permulaan ini aku awali dengan perkenalan singkat tentang seseorang "penggubah" hidup "pengubah" mindset dan "pemakna" peristiwa. Beliau adalah Bu Lilik, sebut saja dosen unikku. Di semester ini aku seperti mendapat charger baru tentang hidup dan kedewasaan. Jauh dari maksud yang aku tafsirkan, mata kuliah yang diajarkan beliau adalah tentang kebermaknaan hidup, kejiwaan sosial dan ketidakwarasan manusia zaman sekarang.
Aku, seorang malaikat kecil dari rahim seorang ibu yang kemudian tumbuh menjadi dewasa lalu kemudian hilang dan menjadi seorang alien. Tanpa apapun diotak, aneh. memang! Malaikat itu kini menjadi sebuah botol yang mudah saja di isi apapun oleh orang yang bertanggungjawab maupun tidak. Botol itu kini berada pada tumpukan botol-botol bekas di se-kotak tempat sampah yang teramat bau. Analogi itu adalah kehidupan masyarakat sekarang. Ya. Aku seorang botol yang berada pada lingkungan yang penuh dengan kemunafikan hidup. Sangat mengenaskan!
-Kampus- Gedung Q3
Ketika berada disini, aku merasa menjadi orang yang paling siap menerima pelajaran apapun di setiap pagi. Sinar matahari pagi dan kesunyian kelas kerap aku dapatkan setiap hari Selasa. Terkadang dilingkupi kedinginan yang teramat sangat, terkadang juga merasa bahwa memakai sebuah jaket adalah hal yang tidak perlu. Memang, kini aku sedikit ababil. Suara derap sepatu mulai mengusik telinga, segera kurapikan dudukku untuk siap memulai pelajaran. Pelajaran tentang hal apapun. Kudapati beliau masuk kelas dengan wajar yang tak sumringah. Ya. Aku tahu jawabannya. Segera kutengok kebelakang dan hanya segelitir (tak sampai 10 orang) yang datang tepat pukul 7 pagi. Aku merasakan ada rasa kekecewaan yang teramat diraut muka beliau. Wajah itu berubah ketika beliau mengawali pembicaraan mengenai topik yang terhangat. Hal itu selalu berulang tiap Selasa pagi.
Di Selasa kemudian ..
Bu Lilik menyadarkanku akan sesuatu hal bahwa manusia kini hidup pada kejiwaan nomor 3 dari 1 sampai 8. Teori apa?darimana?untuk apa? Ya. respon semua orang sama dan hal itu yang aku dapatkan dari beliau pada pertemuan ke delapan, persis aku ingat. Lalu apa artinya? aku mohon memikirkan tulisan ini dengan hati yang terbuka dengan mata yang terbuka dan dengan makna yang berbeda. Ini tentang jiwa manusia yang semakin hari semakin memburuk. Statistik itu menunjukkan bahwa di zaman edan ini manusia memang semakin edan!! Manusia zaman sekarang adalah manusia bertopeng lapis dan lapisan itu terbuat dari baja. Kuat dan tahan banting. Di otak, hanya ada enterpreanur, kehidupan "aku" "aku" dan "aku" bukan lagi "kita" "kita" dan "masyarakat". Manusia zaman sekarang tak pernah kenal rasa malu, tak pernah kenal rasa penyesala, kalaupun ada mereka hanya menyesal karena merugikan dirinya sendiri dan PASTI tak akan pernah menyesal melakukan kesalahan yang sama. Lihatlah orang barat! mereka selalu sibuk dengan kegiatan yang mampu membawa kedamaian bagi masyarakat luas, memikirkan "kita". Yang aku dapatkan, kita tak malu lagi membuang sampah sembarangan PADAHAL kita tahu bahwa sampah adalah sumber dari segala sumber permasalahan sosial. Hanya berfikir "BUKAN URUSAN GUE". Lihatlah orang barat! mereka tak pernah malu memungut sampah demi sampah, mereka berbuat untuk "kita"-masyarakat. Ah, bumi kita semakin capek dengan kerendahan tingkat kejiwaan manusia. Mereka orang edan bukan? mengetahui hal yang salah kemudian tetap dilakukan DAN ANEHNYA mereka tak pernah mempunyai "RASA BERSALAH". Yap! bumi kita semakin capek dan kemudian timbul pertanyaan beru apakah kita akan tetap menjadi muda atau dewasa??? itu jawaban yang harus dipertanggungjawabkan kepada alam dan semesta.
mbak zada kapan2 critain masa sma evescient ta :D
ReplyDeleteiya hahaha dilain waktu yaa rikkkk :D
Deletembak jada kapan kapan bawa martabak, masak cuma awal awal aja beliin martabak :3
ReplyDeletewaaa kalo uda gajian yaa ahahaha :D
Deletekalau berbicara tentang bumi, rasanya tidak adil jika hanya orang 'timur' saja yang dipersalahkan yaa... dan, mengapa orang barat bisa begini begitu, nyatanya memang sistem yang sangat mendukung untuk itu. memang kalau dipikir-pikir masalahnya cukup kompleks, tapi paling tidak, yuk mulai dari diri sendiri dan lingkunga terdekat kita :)
ReplyDeletenah, karena itulah, sistem di sini memang terlalu rumit dimengerti dan alhasil banyak korupsi apapun entah waktu atau uang, sedih sekali yang buruk akan tetap buruk dan yang baik akan sulit untuk merubah semua. Saran yang bagus :) jadilah diri yang bijak dan saling menyayangi :) terima kasih ibu armae salam kenal yaa :D
Delete